Kadang hal ini muncul begitu saja di pikiranku. Betapa inginnya aku sebagai remaja yang hampir berusia 16 tahun untuk kembali menjadi anak-anak. Menjadi dewasa berarti dituntut untuk selalu berpikiran rasional. Wajib memikul tanggung jawab. Apalagi sebagai anak sulung yang harus memberi contoh baik setiap hari kepada adik-adiknya. Sementara menjadi anak-anak bisa lebih bebas dari tanggung jawab. Kelebihan lainnya adalah bebas berimajinasi. Tumbuh bersama cerita fantasi seperti Harry Potter (yang sampai sekarang tetap menjadi cerita favoritku) sungguh membangkitkan imajinasi. Aku masih ingat dahulu aku ingin sekali menjadi penyihir, seperti Hermione tokoh Harry Potter favoritku. Hermione yang pintar juga membuatku terobsesi untuk belajar dan mendapat nilai bagus sewaktu masih SD. Yah, sewaktu SMP dan SMA aku memang tidak terlalu bersemangat meraih gelar juara selayaknya waktu SD. Namun seiring waktu berjalan dan seiring umurku bertambah, aku mau tidak mau menerima kenyataan bahwa hal-hal seperti itu hanya ada dalam imajinasi saja, tidak di dunia nyata. Seperti yang kubilang sebelumnya, aku semakin berpikiran logis. Ambil contoh saja vampir. Aku ingin memercayai bahwa mereka ada dan tidak semua jahat, layaknya dalam "Twilight". Semakin aku tenggelam dalam kisahnya, sisi dewasaku terus memaksaku untuk berpikiran logis. Bahwa mereka tidak nyata dan jika mereka nyata pun sudah punah. Bagaimana mungkin ada manusia meminum darah, pencernaan mereka kan tidak didesain demikian. Itulah yang kubenci dari sisi dewasaku yang belakangan ini mulai mendominasi. Aku ingin memercayai bahwa werewolf itu sungguhan, bukan hanya penyakit konyol sebagaimana dikatakan peneliti. Aku ingin memercayai bahwa penyihir memang masih ada, tidak habis dilalap api pada abad ke 17. Dan yang terpenting dari semuanya, aku ingin sekali memercayai kisah yang berakhir bahagia atau "Happy Ending". Sejauh ini aku masih belum percaya, karena belum mengalaminya. Aku masih percaya pada cerita dimana tokoh jahat selalu mendominasi.
Anyway, inti dari tulisanku ini, aku ingin masih bisa berkhayal seperti ketika masih kecil. Mungkin pelajaran yang berat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar