Pikiran Step menerawang pada hari pertama ia mengobrol dengan Dan lewat online chat. Saat itu mereka gak lain dan gak bukan cuma teman satu kelompok yang lagi berdiskusi. Dari hanya sms-an hingga akhirnya Dan mengajak Step mengobrol lewat chat. Semua itu mereka lakuin demi tugas kelompok yang sialnya cuma dikerjain mereka berdua, yang lain nganggur.
Pernah suatu kali Step mengeluh tentang nilai ulangan matematika yang gak pernah naik. Step benci tukang nyontek yang nilainya lebih tinggi dari dia. Dan menyarankan Step untuk gak perlu memedulikan orang lain, fokus aja sama diri sendiri dan raihlah target. Saking asyik mengobrol mereka lupa waktu dan ternyata sudah larut malam. Step sama sekali belum belajar dan dalam hati ia kesal juga telah lupa waktu. Step berusaha mempraktekan apa yang diucapkan Dan tadi pada ulangan matematika keesokan harinya. Tanpa belajar, Step berhasil meraih nilai 100 sementara ia menertawakan Dan yang cuma dapat 80. Tentunya Step cuma bercanda. Itulah awal mula pertemuan Step dan Dan di dunia maya yang membawanya pada chat seterusnya.
Step menceritakan pada Jo soal chatnya dengan Dan. Sialnya, teman-teman di sekeliling mereka ikutan mendengar dan gosip itu akhirnya terdengar sampai ke telinga Dan. Malamnya Step mendapat chat dari Dan. Namun kali ini Dan agak marah pada Step. Dan pikir pembicaraan ini menjadi rahasia di antara mereka, namun Step sama sekali gak kepikiran menjadikan pembicaraan kemarin sebagai rahasia. Step gak salah apa-apa kan kalau bercerita pada teman yang dipercayanya? Kenapa Dan yang jadi sewot. Mood Step langsung berubah jelek. Cewek yang gampang emosian ini dengan lancarnya membalas omelan Dan. Ia heran, cowok kok mau aja berantem sama cewek, online pula! Gak gentle banget deh, beraninya sama cewek! Sisi maskulin cewek itu gak sabar untuk berantem langsung, bukan hanya lewat ketikan keyboard yang membentuk kalimat makian. Akhirnya Dan mengambil keputusan untuk gak memperpanjang masalah ini dan langsung offline.
Apa sih maunya cowok ini, pikir Step. Labil banget. Baru aja kemarin dia membantu Step dan menasihatinya bak guru bijak. Sekarang sisi remaja labilnya keluar dan ia telah menyulut kemarahan Step. Cewek itu gak habis pikir dengan sifat cowok ini. Step memilih untuk gak ambil pusing dan langsung Sign Out.
Besok malam Dan ternyata tetap chatting dengan Step. Sama sekali gak ada tanda-tanda dia mengungkit-ungkit masalah kemarin. Walau begitu Step membalas gak seramah biasanya. Kalau biasanya obrolan mereka di dunia maya diselingi candaan, sekarang mereka lebih serius berdiskusi tugas kelompok. Chatting pun berakhir dalam waktu singkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar